Apa itu ARA dan ARB Saham? Sistem saham ARA dan ARB diciptakan untuk mengontrol harga saham. periksa detailnya!
Aktivitas jual beli saham tentu identik dengan volatilitas. Berdasarkan kondisi tersebut, saham terbagi menjadi dua jenis, yaitu penolakan otomatis atas (ARA) dan penolakan otomatis bawah (ARB).
Saham ARA dan ARB dikelompokkan berdasarkan volatilitas harga sahamnya selama periode waktu tertentu.
Pengelompokan ini tidak tetap, tetapi tergantung pada perubahan saham itu sendiri. Jadi sebenarnya apa itu ARB dan ARA? Simak penjelasan lengkapnya dan pelajari perbedaan saham ARA dan ARB.
Pengertian ARA dan ARB saham
Definisi ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah) untuk saham masih kurang dipahami terutama oleh investor pemula. Meskipun mengetahui kedua indikator saham akan membantu dalam memilih saham mana yang akan dibeli. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Apa itu ARA saham?
APA adalah singkatan dari (ARA) Auto Rejection Atas yang artinya harga saham mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan ini bahkan melampaui pagu yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Oleh karena itu, ketika suatu saham terus naik di atas batas atas, maka saham tersebut telah masuk status ARA.
Menemukan saham yang berstatus ARA (Auto Rejection Atas) itu mudah. Saham ARA memiliki karakteristik yang unik.
Ciri-ciri tersebut merujuk pada kolom penjualan (quotes) yang tidak menunjukkan adanya antrian order. Selain itu, investor juga dapat menghitung ARA suatu saham.
Misalnya, jika suatu saham ditutup pada harga Rp 4.000, maka batas penolakan otomatis untuk harga saham tersebut adalah 25%. Dengan demikian, harga saham hanya dapat mengalami kenaikan ARA maksimal sebesar:
Rp 4.000 + (Rp 4.000 x 25%) = Rp 5.000
Berdasarkan perhitungan di atas, harga Rp 5.000 merupakan harga limit. Oleh karena itu, jika harga saham tersebut melebihi batas harga Rp5.000, maka saham tersebut akan masuk dalam saham ARA.
Baca juga: Apa itu average down dalam investasi?
Apa itu ARB saham?
ARB (Auto Rejection Bawah) adalah kondisi yang menggambarkan penurunan harga saham secara bertahap dan besar selama periode waktu tertentu.
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga telah menetapkan batasan saham ARB. Saham yang terus menurun akan diklasifikasikan sebagai ARB (Auto Rejection Bawah).
Selain itu, fitur ARB yang jelas adalah tidak ditemukannya indikator pesanan dalam antrian kolom beli saham. Potongan harga yang besar pasti akan mempengaruhi nilai beli saham itu sendiri. Selain itu, penentuan saham ARB juga dapat dilakukan melalui perhitungan.
Misalnya saham dengan harga penutupan Rp 5000 ARB memiliki perubahan sebesar 7%. Oleh karena itu, harga saham tersebut hanya dapat mengalami keuntungan ARB maksimal sebesar:
Rp 5.000 – (Rp 5.000 x 7%) = Rp 4.650
Berdasarkan perhitungan di atas, harga Rp 4.650 merupakan harga limit. Oleh karena itu, jika suatu saham turun di bawah atau melebihi batas harga Rp 5.000, maka akan dinyatakan masuk dalam ARB saham.
Berapa Batas ARA dan ARB?
Pada dasarnya harga bid atau beli suatu saham adalah kuantitas yang masih berada dalam kisaran harga tertentu.
Oleh karena itu, jika anggota bursa mengajukan atau memasukan harga yang melebihi batas yang telah disepakati maka secara otomatis akan ditolak (automatically reject). Peraturan yang mengatur tentang pembatasan ARA dan ARB adalah Peraturan Dewan No. Kep-00023/BEI/03-2020:
Penetapan Batasan ARA dan ARB
Penetapan batasan harga ARA dan ARB berpedoman pada beberapa faktor, yaitu:
- Batasan harga ARA dan ARB ditentukan berdasarkan harga penutupan terakhir hari sebelumnya dari saham yang diperdagangkan di BEI;
- Harga teoritis hasil aksi korporasi untuk saham perusahaan/emiten yang melakukan aksi korporasi;
- Harga perdana saham perusahaan/emiten yang pertama kali dibuka untuk umum dan diperdagangkan di BEI;
- Nilai pasar wajar ditentukan oleh penilai usaha sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2020 tentang Penilaian Pasar Modal dan Penyampaian Laporan Penilaian Usaha.
Baca juga: Jenis-jenis merger
Batasan AUTO REJECTION Saat Ini
Batas penolakan otomatis saat ini sesuai dengan Surat Perintah Direksi Kep-00023/BEI/03-2020 antara lain:
- Harga saham Rp 50 – Rp 200, batas naik dan turunnya dalam sehari adalah 35%.
- Harga saham Rp 200 – Rp 5000, batas naik dan turunnya dalam sehari adalah 25%.
- Harga saham di atas Rp 5000, batas naik dan turunnya dalam sehari hanya 20%.
Catatan
- Khusus untuk Saham IPO atau listing baru, batasannya adalah 2 (dua) kali persentase penolakan otomatis.
- Beli hingga 50.000 lot atau 5% dari jumlah sekuritas yang terdaftar (mana yang lebih kecil). Jika jumlah ini terlampaui, maka akan ditolak secara otomatis.
- Sejak terjadinya wabah, ARB diubah menjadi 7% (Asymmetric Automatic Rejection) untuk menahan penurunan tajam harga saham dan IHSG.
Apa yang harus diperhatikan investor untuk saham yang terpengaruh oleh ARA atau ARB? Saham dengan paparan reguler ARA atau ARB lebih cocok untuk pedagang berpengalaman, terutama yang terbiasa dengan perubahan harga dalam hitungan detik, menit, atau jam.
Jika Anda baru memulai berinvestasi di saham, Anda harus menghindari saham yang terpengaruh oleh ARA atau ARB.
Faktor-faktor yang mempengaruhi naik atau turunnya harga saham secara tajam dapat bervariasi, dan saham tersebut mungkin kurang likuid, sehingga harga dapat dengan mudah naik atau turun.
Taruhan juga dapat menggunakan berita atau rumor untuk memindahkan saham yang relevan. Jadi, sebelum membeli saham ARA atau ARB, pastikan Anda memahami risikonya!
Baca juga: Apa itu merger dalam dunia bisnis?
Apa Manfaat ARA dan ARB Saham?
Secara sederhana adalah membatasi penguasaan terhadap sesuatu agar tidak mengalami perubahan yang terlalu ekstrim. Hal yang sama juga digunakan untuk membatasi pergerakan harga saham di pasar saham.
Keuntungan dari pengaturan ARA dan ARB adalah untuk memastikan bahwa setiap pergerakan harga saham masih dalam kisaran yang wajar atau normal.
Dengan kata lain, tujuan ARA dan ARB adalah untuk memastikan bahwa harga saham tidak naik terlalu tinggi atau jatuh terlalu rendah.
Alhasil, spread harga saham bisa lebih terkontrol, daripada beberapa saham terlalu mahal sementara yang lain bottom out.
Berikut penjelasan manfaat saham ARA dan ARB bagi investor dan perusahaan:
1. Manfaat Bagi investor
Keuntungan keseluruhan dari memiliki saham ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah) adalah mereka menawarkan kesempatan kepada investor dan pedagang untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Bagi mereka yang memiliki kemampuan analisis dan strategi yang matang, keberadaan ARA dan ARB memberikan jaminan bahwa harga saham akan mempertahankan nilai tukar normal dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Ini tentu saja merupakan keuntungan yang jelas, membuat harga saham lebih terkendali.
2. Manfaat Bagi perusahaan
Selain investor dan trader, keberadaan sistem ARA dan ARB menjadi jaminan tersendiri. Pasalnya, klausul penolakan otomatis ini akan melindungi nilai saham emiten agar tidak jatuh ke bawah.
Jika harga saham tidak memiliki batasan, apalagi dalam hal ini merupakan batas bawah, maka risiko kerugian bagi perusahaan menjadi lebih tinggi.
Tips sebelum membeli saham kategori ARA dan ARB saham
Pergerakan saham sulit diprediksi. Bahkan dengan beberapa teknik analitik, hal yang tak terduga seringkali dapat menjadi faktor naik atau turunnya harga saham.
Jadi, sebelum membeli saham-saham yang memenuhi syarat ARA, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Tips yang perlu diperhatikan sebelum membeli saham dengan status ARA dan ARB adalah:
1. Mengamati harga tawar
Tips pertama sebelum memilih saham ARA dan ARB adalah dengan melakukan analisa harga yang murah dengan harga yang wajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa harga menjadi pertimbangan pertama.
Oleh karena itu, penting untuk memahami harga wajar emiten sebelum membeli saham ARA atau ARB.
2. Mengetahui ‘Market cap’ dari saham yang diminati
Selain itu, indikator kedua sebelum membeli saham ARA dan ARB adalah mengecek kapitalisasi pasar emiten yang Anda minati.
Kapitalisasi pasar mengacu pada jumlah uang yang membeli semua saham perusahaan. Semakin besar kapitalisasi pasar suatu perusahaan, semakin tinggi nilai fundamentalnya.
3. Analisis prospek perusahaan di masa mendatang
Penting juga untuk menelaah dan menganalisis prospek masa depan emiten yang berkepentingan.
Hal ini membantu memastikan bahwa perusahaan masih dapat mempertahankan keberadaannya di masa depan.
Hindari membeli saham hanya karena harga sudah meroket tanpa mempertimbangkan prospek dan tujuan investasi.
4. Analisis fluktuasi saham ARA dan ARB secara rutin
Secara umum, saham dengan status ARA dan ARB diminati oleh investor atau trader berpengalaman. Melalui sistem ini, mereka dapat memperhitungkan pergerakan harga saham dengan lebih baik.
Namun, pemeriksaan rutin tetap penting untuk menghindari risiko kerugian yang signifikan.
5. Analisis kemampuan emiten dalam menghasilkan laba
Hal terakhir yang dapat Anda lakukan sebelum membeli saham ARA dan ARB adalah memastikan perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja guna menghasilkan keuntungan.
Jika perusahaan menghasilkan secara signifikan, maka pemegang saham juga akan menerima dividen. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian ini sebelum membeli saham emiten.
Baca juga: Cara menghitung average up saham
Penyebab saham ARB
Berikut beberapa penyebab harga saham mengalami ARB (Auto Rejection Bawah) yang wajib Anda ketahui, adapun penyebabnya sebagai berikut ini:
1. Aksi Profit Taking
Pengambilan untung tentu saja normal dalam situasi persediaan tinggi karena investor dan pedagang sama-sama ingin mengambil untung. Namun ternyata penjualan tersebut mengakibatkan koreksi atau penurunan harga saham.
2. Banyak Investor Ritel Baru
Investor pemula tampaknya kurang memiliki pengetahuan investasi dan hanya akan terbawa oleh saran dari influencer.
Saat influencer memberikan rekomendasi, mereka buru-buru membeli, dan saat influencer tidak memberikan rekomendasi, mereka langsung menjualnya kembali.
Perilaku ini akan mempengaruhi tingkat harga saham secara keseluruhan, oleh karena itu Anda tidak perlu takut sebagai investor pemula.
3. Transaksi dengan Trading Limit
Trading limit adalah fasilitas pinjaman surat berharga untuk membeli saham dari nasabah. Karena masih banyak investor dan trader yang kurang pengetahuan tentang investasi, mereka membeli saham dalam jumlah banyak saat harga saham naik, namun jumlah dana RDN yang tersedia terbatas, sehingga mereka mengajukan pinjaman batas transaksi (TL).
Pinjaman berarti uang yang harus dikembalikan. Bagaimana jika ARB terjadi setelah pembelian, menyebabkan investor tersebut tidak dapat membayar kembali pinjamannya?
Perusahaan sekuritas juga menentukan tindakan penjualan paksa (forced sale) atas saham yang mempengaruhi harga saham yang bersangkutan.
4. Kebijakan Auto Reject Asimetris
BEI sebelumnya telah mengeluarkan kebijakan rasio penolakan mobil, namun kebijakan tersebut tidak sama atau asimetris. Misalnya pada event ARA dan ARB stock limit tahun 2020, ARA nya 35%, sedangkan ARB limit hanya 7%.
Bisakah Menjual Saham Saat ARB?
Ketika ARB (Auto Rejection Bawah) terjadi, perdagangan saham ini akan dibatasi, sehingga jual beli saham dalam situasi ini tidak akan mungkin dilakukan.
Jadi Anda tidak bisa memperdagangkan saham tersebut saat ARB terjadi.
Apa Pentingnya ARA dan ARB?
Dalam berinvestasi saham, kita mengetahui bahwa pergerakan harga bisa naik atau turun, yang tentunya menciptakan peluang dan resiko bagi investor.
ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah) adalah salah satu aturan yang dirancang untuk membatasi pergerakan saham.
Bagi investor yang baru mengenal saham, mengingat kemampuan dan pengetahuannya yang terbatas tentang saham, sebaiknya menghindari saham dengan volatilitas yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Menentukan saham terbaik untuk berinvestasi tentu tidak mudah. Oleh karena itu, Anda perlu mengevaluasi dan mempelajari lebih jauh seluk beluk dunia investasi saham.
Bagi pemula yang baru mulai berinvestasi, bisa memulai dengan investasi yang lebih mudah dianalisa, seperti berinvestasi di perusahaan kecil yang lebih mereka kenal.
Karena sebagai pemula, Anda harus memulai dengan sesuatu yang Anda pahami.
Tahukah Anda, saat ini ada metode investasi yang sederhana dan ramah bagi pemula, yaitu equity crowdfunding (ECF), dan konsepnya hampir sama dengan berinvestasi di saham.
Karena Anda akan memiliki ekuitas dalam bisnis tersebut, Anda akan memiliki kesempatan untuk menerima dividen dari keuntungan bisnis tersebut.
Demikian pembahasan saham ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah). Jika ARA (Auto Rejection Atas) adalah keadaan saat saham mengalami kenaikan.
Maka ARB (Auto Rejection Bawah) adalah keadaan saat saham mengalami penurunan tajam. Oleh karena itu, mengetahui apa itu ARB dan ARA akan membuat investasi menjadi lebih nyaman dan aman.