Cara Menghitung Average Down – Pernah mendengar istilah “Average Down saham yang menurun”? Jika Anda berinvestasi di pasar saham, Anda akan sering mendengar istilah ini.
Seperti stop loss, averaging down adalah strategi investasi yang digunakan investor untuk menghadapi kondisi pasar saham yang fluktuatif (turun) untuk memperkirakan keuntungan yang masih dapat diperoleh dari saham yang mereka miliki.
Selain Average Down, ada juga istilah Average Up. Kedua tindakan ini menjadi strategi yang digunakan investor untuk mengurangi persentase kerugian atau meningkatkan persentase keuntungan.
Penurunan Average Down mengacu pada situasi di mana investor secara bertahap membeli saham ketika harga saham jatuh. Menurut terjemahannya, Average Down turun berarti rata-rata turun. Saat harga turun, investor justru membeli lagi untuk meminimalisir kerugian.
Tentu saja, analisis investor harus dipertimbangkan saat melakukan Average Down. Dengan memperkirakan bahwa price action hanya akan turun sementara kemudian naik lagi, maka ada potensi keuntungan di masa depan.
Apa Pengertian Average Down Saham?
Average down saham adalah strategi investasi untuk memaksimalkan keuntungan. Anda dapat membeli saham tambahan dengan harga kurang dari harga pembelian awal.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk menurunkan rata-rata harga beli saham agar memperoleh keuntungan yang lebih besar pada saat harga saham naik.
Namun, strategi Average Down saham juga membawa risiko yang cukup besar. Jika harga saham terus turun, maka Anda mungkin menderita kerugian yang lebih besar.
Sebelum menerapkan strategi ini, penting untuk melakukan analisis fundamental yang cermat dan mengawasi perkembangan perusahaan.
Baca juga: Cara menghitung average up saham
Bagaimana Cara Menghitung Average Down?
Investor dapat mengetahui kapan harus membeli saham dengan strategi Average Down dan sebaliknya.
Penting juga untuk memahami situasi pasar dan menerapkan strategi ini pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, investor dapat meminimalkan kerugian melalui perhitungan ini.
Cara menghitung penurunan Average Down mengacu pada harga yang berbeda dari saham yang sama. Rumus ini menghitung rata-rata harga saham atau Average Down. Rumus yang digunakan adalah:
Average down = ((harga1 x lot1)+(harga 2xlot2)+(harga3xlot3)+… }
Total lot
Harga saham lot 1 harus lebih tinggi daripada harga lot 2 dan lebih tinggi dari harga lot 3 dan seterusnya.
Contoh kasus: Investor A memiliki saham di Perusahaan B, tetapi harga sahamnya jatuh. A percaya bahwa permintaan pasar atas saham perusahaan B akan meningkat.
Kemudian A menerapkan strategi penurunan Average Down untuk mengatasi masalah ini. Strategi average down strategi penurunan yang dilakukan oleh A adalah sebagai berikut:
———————–
Total jumlah lot adalah 600 lot. Average Down nilai saham atau average drawdown yang digunakan oleh A adalah:
Average down = {(Rp 1.000×100)+(Rp 750×200)+(Rp 500×300)}
600
= 100.000+150.000+150.000
600
= 450.000
600
= 750
Dengan demikian, Average Down nilai downside saham Perusahaan B adalah Rp 750 per saham. Nilai yang dihitung dengan cara ini pasti lebih rendah dari harga pasar.
Dalam hal ini, jika prediksi A benar dan harga saham perusahaan B naik menjadi 850 per saham, keuntungan yang bisa diperoleh adalah sebagai berikut:
Keuntungan = {(600×850) -(600×750)}
= 510.000 – 450.000
= 60.000
Contoh Kedua Menghitung Average Down Saham
Untuk mengetahui situasi pasar yang tepat saat ingin mengeksekusi strategi ini, Anda bisa melihat dengan bantuan perhitungan rata-rata drawdown.
Gimana tuh caranya?
Studi Kasus Kedua
Metode penghitungan saham jatuh Average dapat mengacu pada harga yang berbeda dari saham yang sama.
Sementara itu, hasil perhitungan Average Down ini nantinya akan menunjukkan ukuran rata-rata harga saham. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Average down = ((harga 1 x lot1)+(harga 2xlot2)+(harga 3xlot3)+… }
—————————————————————————————————
Total lot
Untuk menghitungnya, Anda harus mengetahui harga saham lot 1, lot 2, lot 3, dst, dimana harganya harus lebih tinggi dari sebelumnya.
Untuk pemahaman yang lebih baik, mari kita lihat contoh berikut:
- Investor X memiliki saham di Perusahaan A (harga saham perusahaan turun)
- Investor X percaya bahwa Perusahaan A dapat bangkit kembali.
- Investor X menjalankan strategi Average Down (membeli saham secara bertahap) dengan cara sebagai berikut:
Pembelian saham pertama: 100 lot (Rs 1.000)
Pembelian saham kedua: 200 lot (Rp 750)
Pembelian saham ke-3: 300 lot (Rs 500)
Jumlah lot yang dibeli oleh investor X adalah 600 lot.
Berapa rata-rata harga saham atau rata-rata penurunan (AD) yang digunakan Investor X?
AD = {(Rp1.000 x 100) + (Rp750 x 200) + (Rp500 x 300)}
————————————————————————
600
= 100.000 + 150.000 + 150.000
————————————————————————
600
= 450.000
————————————————————————
600
= Rp750 per lembar (Nilai averaging down perusahaan A), di mana harga lebih rendah dari harga pasar.
Baca juga: Average down dalam dunia investasi
Contoh Menghitung Average Down Di Microsoft Excel
Harga Saham | Jumlah Lembar Saham Yang Dibeli | Harga x lot | Average yang berlaku |
1,000 | 500 | 500000 | 2 |
950 | 550 | 522500 | 1.857142857 |
900 | 600 | 540000 | 1.727272727 |
850 | 650 | 552500 | 1.608695652 |
800 | 700 | 560000 | 1.5 |
Diketahui bahwa A mengadopsi mekanisme rata-rata turun untuk membeli saham Perusahaan Y, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 di atas. Awalnya, A membeli 500 saham dengan harga masing-masing 1000 saham, demikian seterusnya hingga A dapat memiliki 3000 saham Perusahaan Y.
Karena penerapan strategi rata-rata turun, A memegang 3.000 saham perusahaan Y, dan harga rata-ratanya adalah 1.500 saham. Anda dapat menemukan total rata-rata dengan membagi total harga saham dengan jumlah total saham yang dibeli.
Apa Keuntungan Memakai Sistem Perhitungan Average Down?
Untuk menggunakan strategi ini, investor harus tahu persis bagaimana pergerakan kepemilikan mereka. Seperti halnya strategi, perhitungan drawdown rata-rata ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Keuntungan menggunakan sistem perhitungan rata-rata turun adalah investor dapat dengan bebas meningkatkan investasinya untuk mendapatkan nilai rata-rata dan dengan demikian memaksimalkan keuntungannya.
Sementara itu, kerugian dari penggunaan sistem perhitungan ini adalah ketika harga saham terus turun dan sulit naik, investor bisa mengalami kerugian yang lebih besar.
Sistem perhitungannya cocok untuk investasi jangka panjang. Atau, jika perusahaan memiliki landasan dan pergerakan yang cukup signifikan untuk meminimalkan kerugian.
Baca juga: Apa itu merger dalam dunia bisnis
Kapan Sebaiknya Melakukan Average Down?
Tidak ada aturan mutlak kapan Average Down investor. Semua itu kembali kepada investor sendiri yang membuat penilaian berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukannya.
Satu hal yang pasti adalah Average Down hanya ketika Anda yakin bahwa penurunan harga saham hanya bersifat sementara dan tidak menunjukkan bahwa harga akan terus turun. Karena jika harga saham terus turun, Average Down hanya akan membuat Anda semakin menderita kerugian.
Meski tidak ada yang bisa secara akurat memprediksi arah harga saham di masa depan, kita masih bisa mengidentifikasi tanda-tandanya melalui analisis saham, terutama analisis teknikal.
Dalam analisis teknikal, investor dapat mengetahui kemungkinan arah harga saham di masa depan dengan membaca indikator tertentu atau berdasarkan pola yang terbentuk pada grafik harga saham.
Mulailah dengan pola pembalikan bullish yang ditemukan pada kandil, indikator moving average, support resistance, dll.
Selain analisis teknikal, analisis fundamental juga dapat digunakan untuk menilai apakah penurunan harga saham hanya bersifat sementara. Caranya adalah dengan mengecek laporan keuangan terbaru perusahaan.
Jika laporan keuangan secara umum baik dan prospek industri ke depan masih baik, maka penurunan harga saham kemungkinan hanya bersifat sementara, dan penurunan rata-rata dapat diterima.
Sebaliknya, jika penurunan harga saham disebabkan oleh memburuknya kinerja keuangan perusahaan, maka hal ini dapat menjadi peringatan bagi investor untuk tidak merata-ratakan penurunan tersebut, karena penurunan harga saham dapat berlanjut.
Bagaimana Cara Kerja Average Down Saham?
Cara Average harga saham turun adalah dengan memperoleh harga beli rata-rata yang lebih rendah, yang dapat meningkatkan potensi keuntungan jangka panjang.
Misalnya, seorang investor membeli 100 lembar saham ABC dengan harga masing-masing $1.000. Selanjutnya, harga saham ABC anjlok menjadi Rp 800 per saham.
Alih-alih panik dan menjual saham, investor tersebut justru mengambil strategi Average Down dan memutuskan menambah 100 saham lagi dengan harga Rp 800 per saham.
Dalam hal ini, investor menerima harga beli rata-rata yang lebih rendah dari harga awal. Jika harga saham ABC kemudian naik, investor dapat menjual saham tersebut dengan harga premium hingga harga beli rata-rata untuk keuntungan yang lebih besar.
Namun, jika harga saham ABC terus turun atau jika perusahaan mengalami masalah, dana yang diinvestasikan dapat mengalami kerugian yang lebih besar.
Baca juga: Jenis-jenis merger
3 Alasan Pentingnya Average Down Saham dalam Trading
Penurunan Average Down saham melibatkan strategi investasi di mana investor meningkatkan jumlah saham yang mereka pegang saat harga saham mereka jatuh.
Meskipun membeli saham saat harga jatuh mungkin terdengar kontraproduktif, ada beberapa alasan mengapa strategi Average Down menurunkan saham penting dalam perdagangan. Simak alasannya di bawah ini.
1. Mengurangi Rata-rata Harga Pembelian
Saat Anda menambah jumlah saham saat harga turun, Anda akan mendapatkan harga beli rata-rata yang lebih rendah.
Ini tentu saja membuat Anda memiliki posisi beli yang lebih baik daripada harga awal Anda, yang dapat meningkatkan potensi keuntungan jangka panjang Anda.
2. Meningkatkan Potensi Keuntungan
Potensi keuntungan saat menggunakan strategi average down bisa meningkat karena Anda bisa memanfaatkan kenaikan harga saham di masa mendatang.
Jika harga saham naik, Anda bisa menjual saham tersebut dengan harga di atas rata-rata harga beli, sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
3. Mengurangi Risiko Kerugian
Strategi Average Down tidak hanya memaksimalkan keuntungan jangka panjang, tetapi juga membantu Anda mengurangi risiko kerugian.
Hal ini dikarenakan jika harga saham turun setelah investor membeli saham tersebut, maka rata-rata harga beli saham tersebut akan turun.
Jika harga saham kemudian pulih, Anda masih bisa mendapat untung atau setidaknya memotong kerugian Anda.
Namun, penting untuk diingat bahwa ada juga risiko yang terkait dengan strategi down stock rata-rata. Jika harga saham terus turun atau jika perusahaan salah, investasi yang dilakukan dapat mengalami kerugian.
Oleh karena itu, analisis fundamental dan teknikal yang cermat harus dilakukan untuk menilai potensi investasi dan risiko terkait sebelum menggunakan strategi Average Declining Stocks. Setidaknya jika Anda mengalami kerugian, itu bukan masalah besar.
Anda juga bisa meminimalkan kemungkinan kerugian dengan menghitung rata-rata stok terlebih dahulu. Setelah hasil perhitungan Anda muncul, Anda dapat membuat keputusan investasi yang tepat.
Demikianlah ulasan dari kami tentang informasi cara menghitung Average Down yang wajib anda pahami, supaya anda tidak rugi dalam bermain investasi saham.
Sekian, semoga bermanfaat informasi dari kami ini tentang per sahaman yang saat ini sedang trend. Terima Kasih.