Apa itu dividend payout ratio – Dividend payout ratio adalah salah satu istilah penting dalam investasi saham.
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami tidak hanya apa itu dividend dan dividend yield, tetapi juga dividend payout ratio.
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), dividend payout ratio adalah persentase tertentu dari keuntungan perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai.
Untuk pemahaman lebih lanjut, penjelasan tentang apa itu dividend payout ratio beserta pengertian dan cara menghitungnya adalah sebagai berikut ini.
Apa Pengertian Dividend Payout Ratio?
Dividend payout ratio mengacu pada rasio total dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham terhadap laba bersih perusahaan. Biasanya dinyatakan sebagai persentase.
Beberapa perusahaan membayar dividen dari seluruh laba bersih mereka kepada pemegang saham. Namun ada juga yang hanya membayar sebagian dari keuntungan perusahaan.
Jika perusahaan membayar sebagian keuntungannya sebagai dividen, sisanya disebut laba ditahan. Laba ditahan ini sering digunakan oleh perusahaan untuk membayar hutang atau menginvestasikan kembali, oleh karena itu disebut dividend payout ratio.
Baca juga: Penyebab harga saham turun
Bagaimana Cara Menghitung Dividend Payout Ratio?
Berikut tiga cara menghitung dividend payout ratio dari laporan keuangan idx, yang akan kami jelaskan seperti dibawah ini.
1. Membagi Dividen dengan Laba Bersih
Untuk menghitung rasio pembayaran dividen, salah satu caranya adalah dengan membagi nilai pembayaran dividen dengan laba bersih perusahaan selama rentang waktu satu tahun.
- Dividend Payout Ratio = Pembayaran Dividen : Laba Bersih
Contoh:
Untuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mari kita lihat laporan keuangan untuk mengetahui dividend payout ratio. Pada tahun 2021, pembayaran dividen tunai sebesar Rp13,73 triliun dibandingkan laba bersih Rp31,41 triliun.
- Dividend payout ratio = Rp 13,73 triliun : Rp 31,41 triliun = 43,7%.
2. Menggunakan Rasio Retensi
Rasio pembayaran dividen juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus rasio retensi. Tingkat retensi adalah rasio yang menunjukkan laba ditahan sebagai persentase dari laba bersih perusahaan.
Saldo laba ditahan pada laporan keuangan BEI dapat dilihat pada bagian Laporan Perubahan Ekuitas. Ditampilkan di bagian Laba Ditahan yang Tidak Dialokasikan.
- Rasio Retensi = Saldo Laba (Laba Ditahan) : Laba Bersih
- Dividend payout ratio = 1 – Rasio Retensi
Contoh:
Per 31 Desember 2021, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) memiliki laba ditahan sebesar Rp1 triliun (laba ditahan yang belum dibagikan). Sedangkan laba bersih SIDO sebesar Rp 1,26 triliun.
- Rasio Retensi = Rp 1 triliun : Rp 1,26 triliun = 0,79
- Dividend payout ratio = 1 – 0,79 = 0,21 atau sama dengan 21%.
3. Menggunakan Dividend per Share dan Earning per Share
Cara lain untuk menghitung dividend payout ratio adalah dengan menggunakan dividen per saham (DPS) dan laba per saham (EPS). DPS adalah dividen per saham dan EPS adalah laba per saham.
- DPS = Jumlah Dividen yang Dibayarkan : Jumlah Lembar Saham
- EPS = Laba Bersih : Jumlah Lembar Saham Beredar
- Dividend payout ratio = DPS : EPS
Contoh:
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dalam laporan keuangan tahun 2021
- Pembagian laba dividen = Rp 12,12 triliun
- Jumlah saham yang beredar = 151.559.001.604 lembar
- Laba bersih = Rp 30,75 triliun.
DPS = Rp 12,12 triliun : 151,56 miliar lembar = Rp 79,96
EPS = Rp 30,75 triliun : 151,56 miliar lembar = Rp 202,89
Dividend payout ratio = Rp 79,96 : Rp 202,89 = 0,39 atau 39%.
Baca juga: Kapan waktu pembagian dividen saham
Pihak yang Menggunakan DPR
Umumnya, ada dua pihak yang berkepentingan dalam menghitung rasio DPR, yaitu investor (pemegang saham yang tertarik menerima dividen dan biasanya lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi) dan manajemen.
Penurunan dividend payout ratio akan menimbulkan kekhawatiran bagi pemegang saham, terutama yang mengandalkan pendapatan tetap, seperti pensiunan.
Melihat kemungkinan tersebut, pemegang saham mungkin mempertimbangkan untuk menjual sahamnya di perusahaan yang melakukan pemotongan dividen.
Di sisi lain, dari perspektif manajemen perusahaan, perusahaan yang tumbuh akan mempertahankan keuntungannya untuk mendukung pertumbuhan di masa depan.
Oleh karena itu, jumlah dividen yang dibagikan sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Namun, dengan menginvestasikan kembali laba ke dalam perusahaan, harga perusahaan di pasar saham dapat meningkat.
Apa Faktor yang Mempengaruhi Dividen pada Saham?
Biasanya, dividen dibayarkan hanya jika perusahaan berhasil menghasilkan laba bersih.
Jika perusahaan merugi pada tahun buku, kemungkinan besar perusahaan tidak akan membagikan dividen.
Meskipun laba tahun sebelumnya yang belum dibagikan masih dapat dibagikan sebagai dividen.
Perusahaan biasanya mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebelum membagikan laba atau dividen perusahaan. Setiap keputusan disetujui oleh mayoritas pemegang saham.
Jika mayoritas pemegang saham tidak setuju untuk membagikan dividen dan lebih cenderung melakukan ekspansi, maka meskipun perusahaan sangat menguntungkan, manajemen tidak akan membagikan dividen.
Faktor utama yang menentukan besarnya pembagian dividen adalah:
- Status likuiditas perusahaan. Apakah perusahaan memiliki cadangan kas yang cukup. Jika perusahaan memiliki likuiditas kas yang cukup, manajemen tidak akan segan-segan membagikan dividen yang besar.
- Rencana ekspansi perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki pengeluaran modal atau rencana ekspansi yang membutuhkan modal yang signifikan, maka manajemen seringkali memprioritaskan pengeluaran modal, sehingga mengurangi komponen dividen.
Apa Manfaat Dividend Payout Ratio Bagi Investor?
Dividend payout ratio dapat menunjukkan kematangan perusahaan. Perusahaan baru pasti berorientasi pada pertumbuhan.
Tujuannya adalah untuk memperluas skala, mengembangkan produk baru, dan memperluas ke pasar baru dengan menginvestasikan kembali sebagian besar atau seluruh laba bersihnya.
Oleh karena itu, sangat wajar jika suatu perusahaan memiliki dividend payout ratio yang rendah, atau bahkan nol. Untuk perusahaan yang tidak membagikan dividen, persentasenya adalah 0%; untuk perusahaan yang membagikan seluruh laba bersih sebagai dividen, persentasenya adalah 100%.
Di sisi lain, perusahaan dengan sejarah panjang dan kekuatan yang membayar sedikit dividen kepada pemegang saham dianggap sebagai ujian bagi investor.
Rasio pembayaran dividen juga berguna untuk menilai keberlanjutan dividen. Perusahaan enggan untuk memotong dividen karena akan menurunkan harga saham dan mencerminkan keterampilan manajemen yang buruk.
Jika rasio pembayaran dividen perusahaan melebihi 100%, itu berarti perusahaan membayar lebih banyak dividen kepada pemegang saham daripada laba bersih. Perusahaan akan terpaksa mengurangi jumlah pembayaran dividen atau berhenti membayarnya.
Selain itu, rasio yang meningkat secara konsisten dapat mengindikasikan bisnis yang sehat dan matang. Namun, jika rasionya meningkat, itu pertanda bahwa dividen sedang menuju ke arah yang tidak berkelanjutan.
Baca juga: Apa itu dividen saham dan apa pentingnya?
Apa Dividend Payout Ratio yang Tinggi Tidak Selalu Baik?
Oleh karena itu, jadi dividend payout ratio yang tinggi tidak selalu menarik bagi investor. Justru jika terlalu tinggi menandakan bahwa perusahaan berusaha menyembunyikan kondisi operasi yang buruk dari investor dengan menawarkan dividen yang berlebihan.
Terlihat juga bahwa perusahaan tidak berniat menggunakan modal kerja secara aktif untuk ekspansi bisnis. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan laba atau laba yang diharapkan di masa depan dan menghitung rasio pembayaran dividen yang sesuai.
Dividend Payout Ratio vs Dividend Yield
Dividend yield adalah tingkat pengembalian yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Pada saat yang sama, dividend payout ratio mengacu pada rasio berapa banyak laba bersih perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen.
Banyak yang percaya bahwa rasio pembayaran dividen merupakan indikator yang lebih baik dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara konsisten di masa depan. Rasio pembayaran dividen terkait erat dengan arus kas perusahaan.
Hasil dividen, di sisi lain, menunjukkan berapa banyak perusahaan telah membayar dividen selama setahun relatif terhadap harga sahamnya. Hasil disajikan sebagai persentase, bukan jumlah sebenarnya.
Ini memudahkan pemegang saham untuk melihat pengembalian setiap rupee yang mereka investasikan dan hasilkan melalui dividen.
- Dividend Yield = Dividen Tahunan per Saham : Harga per Saham
Contoh:
Perusahaan XYZ membagikan dividen tahunan sebesar Rp 1.000 per saham. Sedangkan harga sahamnya Rp 5.000 per saham. Oleh karena itu, hasil dividen adalah 20%.
Anda dapat melihat bahwa kenaikan harga saham menurunkan hasil dividen dengan persentase. Sebaliknya, jika harga saham turun, Anda bisa menaikkan dividend yield.
Beli Saham yang Punya Dividend Payout Ratio Ideal
Dividend payout ratio adalah metrik untuk dilihat sebelum membeli saham. Setiap perusahaan memiliki rasio pembayaran dividen yang berbeda, tergantung pada industri dan sektornya.
Beli saham dengan dividend payout ratio yang diinginkan. Tidak rendah, tapi tidak terlalu tinggi, sekitar 30%-40%. Rasio pembayaran dividen lebih dari 50% sudah cukup tinggi.
Nah, itu dia yang dapat kami bagikan tentang informasi apa itu dividen payout ratio beserta pengertian dan cara menghitungnya. Untuk lebih memahami tentang investasi saham. Yuk, baca artikel lainnya di bawah ini.