Penyebab harga saham turun – Fluktuasi harga saham di pasar modal merupakan kejadian biasa yang memerlukan pertimbangan yang cermat. Sama seperti pasar komoditas atau bahan mentah, saham mengalami naik dan turun.
Secara umum, kekuatan penawaran dan permintaan menyebabkan harga saham perusahaan berfluktuasi. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan naik turunnya harga saham?
Peran faktor-faktor tersebut, baik internal maupun eksternal, sangat penting bagi sebuah perusahaan. Faktor internal berasal dari dalam perusahaan, sedangkan faktor eksternal berasal dari sumber di luar perusahaan.
Berikut faktor penyebab harga saham turun yang akan kami jelaskan secara detail yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber terpercaya, adapun ulasan sebagai berikut ini.
Apa Itu Definisi Saham?
Saham merupakan salah satu sarana investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tercatat. Dalam menjalankan bisnis, suatu perusahaan membutuhkan modal. Salah satu cara untuk mendapatkan modal adalah dengan menerbitkan saham.
Investor yang membeli saham menjadi pemilik sebagian kecil perusahaan. Sebagai pemilik, investor berhak atas dividen dan keuntungan dari kenaikan harga saham.
Namun, harga saham bisa naik atau turun dalam waktu singkat. Oleh karena itu, investor perlu memahami faktor apa saja yang mempengaruhi pergerakan harga saham.
Baca juga: Tips cari investor untuk mengembangkan bisnis
Apa Faktor Penyebab Harga Saham Naik dan Turun?
Saham dapat didefinisikan sebagai individu atau kelompok (badan komersial) yang berpartisipasi dalam suatu perusahaan atau tanda perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal.
Oleh karena itu, pihak tersebut mempunyai hak atas penghasilan perseroan, kekayaan perseroan dan hak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham berfluktuasi, bisa naik atau turun, begitu juga harga komoditas atau barang di pasar. Bagi sebagian orang, seni ada di luar sana, dan jika pasar statis, itu tidak akan menarik investor.
Bagi teman-teman yang sudah memegang saham banyak perusahaan pasti senang sekali ketika melihat sahamnya “hijau hijau hijau hijau”, tapi tiba-tiba khawatir apakah sahamnya menjadi “merah merah hijau hijau”, tapi ingat jangan sampai panik.
Naik turunnya harga saham merupakan hal yang lumrah dalam teori ekonomi karena didorong oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran banyak maka harga akan turun.
Secara umum, ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mengacu pada faktor-faktor yang muncul di dalam perusahaan. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan.
1. Faktor Eksternal
Faktor pertama penyebab harga saham turun salah satunya bisa karena faktor dari eksternal, adapun faktor eksternal yang mengakibatkan harga saham turun tersebut adalah sebagai berikut ini:
#1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Faktor ini secara langsung mempengaruhi naik turunnya harga saham, misalnya:
- Kenaikan atau penurunan suku bunga yang disebabkan oleh kebijakan Federal Reserve.
- Kenaikan dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) serta nilai impor dan ekspor berdampak langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
- Tingkat inflasi juga menjadi faktor kondisi ekonomi makro.
- Tingginya tingkat pengangguran yang disebabkan oleh faktor keamanan dan goncangan politik juga secara langsung mempengaruhi naik turunnya harga saham.
Selain faktor tersebut, hubungan suku bunga bank dengan pergerakan harga saham juga sangat jelas. Ketika suku bunga bank melonjak, harga saham yang diperdagangkan di bursa saham cenderung turun tajam. Ada beberapa kemungkinan hal ini terjadi.
Pertama, ketika suku bunga bank naik, banyak investor mengalihkan investasinya ke instrumen bank seperti deposito. Ketika suku bunga naik, investor dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Kedua, bagi perusahaan, ketika tingkat bunga bank naik, mereka akan cenderung meminimalkan kerugian akibat kenaikan biaya. Hal ini terjadi karena sebagian besar perusahaan berhutang kepada bank.
#2. Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing
Kekuatan rupiah terhadap mata uang asing seringkali menjadi alasan naik turunnya harga saham di bursa efek. Logikanya, ini masuk akal.
Konsekuensi dari fluktuasi nilai tukar ini dapat memberikan efek positif dan negatif pada perusahaan tertentu, terutama yang memiliki hutang mata uang asing.
Perusahaan yang mengimpor atau memiliki beban hutang mata uang asing akan dirugikan oleh nilai tukar yang melemah. Hal ini karena akan mengakibatkan peningkatan biaya operasional dan secara otomatis menyebabkan penurunan harga saham yang diterbitkan.
Sebagai contoh, pelemahan rupiah Indonesia terhadap dolar AS cenderung melemahkan harga saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
#3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi harga saham, meskipun kebijakan tersebut masih dalam pembahasan dan belum terwujud.
Ada banyak contoh kebijakan pemerintah yang menyebabkan fluktuasi harga saham, seperti kebijakan impor dan ekspor, kebijakan korporasi, kebijakan hutang, kebijakan penanaman modal asing (PMA), dll.
#4. Faktor Panik
Laporan berita tertentu dapat memicu kepanikan di bursa atau saham. Kepanikan ini akan mengharuskan investor untuk melepaskan (menjual) saham mereka.
Kembali ke hukum supply and demand. Situasi ini menciptakan tekanan jual, sehingga harga saham turun. Dalam fenomena panic selling, investor ingin segera menjual saham berapapun harganya, karena khawatir harganya akan turun lebih jauh.
Perilaku ini lebih dipicu oleh emosi dan ketakutan daripada analisis rasional. Hindari panik menjual saham.
Mulailah dengan menganalisis saham yang Anda jual untuk melihat apakah saham tersebut masih layak dimiliki secara fundamental. Memiliki saham yang bagus seperti memiliki bagian kecil dari perusahaan besar yang nyata.
Baca juga: Pentingnya memhami dividend payout ratio
#5. Faktor Manipulasi Pasar
Naik turunnya harga saham juga bisa karena manipulasi pasar. Manipulasi pasar biasanya dilakukan oleh investor modal besar yang berpengalaman menggunakan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu untuk kepentingan mereka sendiri guna menurunkan atau menaikkan harga saham.
Ini sering disebut rumor. Namun, penyebab dari faktor tersebut biasanya tidak bertahan lama. Fundamental suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya, yang akan mengendalikan pergerakan harga sahamnya.
2. Faktor Internal
Faktor harga saham bisa mengalami penurunan selain karena faktor eksternal, bisa juga karena ada faktor internal. Adapun faktor internal yang mengakibatkan harga saham turun adalah sebagai berikut ini:
#1. Faktor Fundamental Perusahaan
Fundamental perusahaan merupakan faktor utama penyebab naik atau turunnya harga saham, dan merupakan faktor yang harus selalu diperhatikan dalam berinvestasi saham.
Saham suatu perusahaan dengan fundamental yang baik akan menyebabkan harga sahamnya cenderung naik. Pada saat yang sama, saham perusahaan dengan fundamental yang buruk juga dapat menyebabkan harga saham turun.
#2. Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi di sini mengacu pada bentuk kebijakan yang diambil oleh manajemen perseroan. Pengaruh ini dapat mengubah hal-hal mendasar tentang perusahaan.
Contoh aksi korporasi termasuk akuisisi, merger, rights issue atau divestasi.
#3. Proyeksi Kinerja Perusahaan Pada Masa Mendatang
Kinerja atau kinerja perusahaan menjadi acuan bagi investor untuk mengevaluasi saham perusahaan dan melakukan analisis fundamental.
Di antara beberapa faktor yang paling menonjol adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/harga-pendapatan (PBV), laba per saham (EPS), dan tingkat keuntungan perusahaan.
Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih tinggi cenderung disukai investor karena dapat memberikan return yang baik.
Efeknya, DPR berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu, earning per share juga dapat mempengaruhi perubahan harga saham. EPS yang tinggi mendorong investor untuk membeli saham-saham tersebut, yang berujung pada harga saham yang lebih tinggi.
Rasio utang dan tingkat PBV juga berdampak signifikan terhadap harga saham. Perusahaan dengan rasio utang yang tinggi biasanya merupakan perusahaan yang sedang berkembang. Perusahaan biasanya secara aktif mencari dana dari investor.
Meski begitu, perusahaan seperti itu sering disukai oleh banyak investor. Karena jika analisisnya bagus, saham tersebut akan menawarkan return yang tinggi karena kapitalisasi pasarnya bisa meningkat di masa depan.
Baca juga: Pentingnya investor memahami dividen saham
Bagaimana Tips Cara Menghadapi Harga Saham Turun?
Jika Anda sudah memahami faktor internal dan eksternal yang menyebabkan penurunan harga saham, Anda juga harus tahu cara menyikapinya dengan bijak.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda coba untuk menghadapi harga saham turun pada dunia bursa efek.
1. Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Saat nilai saham turun, Anda harus fokus pada tujuan jangka panjang. Karena itu, Anda tidak langsung bertindak tanpa memikirkannya.
2. Prioritaskan Saham dengan Fundamental Baik
Tips cerdas selanjutnya adalah Anda harus mengutamakan saham-saham yang fundamentalnya bagus. Apalagi jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang.
Berfokus pada perusahaan dengan fundamental yang baik memberi Anda ketenangan pikiran bahwa nilai-nilai itu akan pulih dengan cepat di masa depan.
3. Perhatikan Riwayat Harga Saham
Anda harus mengawasi riwayat harga saham yang Anda investasikan. Ini akan membantu Anda memahami kerangka waktu yang diharapkan untuk harga saham naik atau turun.
Meski data historis tidak bisa dijadikan acuan, setidaknya bisa memberikan gambaran mengenai langkah harga saham selanjutnya.
4. Lakukan Cut Loss
Cara lain yang dapat Anda ambil saat harga saham turun adalah dengan memotong kerugian Anda.
Apalagi jika fundamental perusahaan buruk, melebihi harga saham yang Anda terapkan di awal, atau ada kebijakan yang mencegah saham perusahaan naik nilainya.
5. Hindari Panic Selling
Saat harga saham jatuh, cobalah untuk menghindari penjualan panik. Takutnya, Anda menjual saham yang secara fundamental kuat dengan apa yang Anda sebut “diskon”.
6. Investasi Lebih Banyak
Agar Anda terhindar dari serangan panik seperti yang dijelaskan di atas, Anda harus melakukan analisis fundamental terhadap perusahaan.
Jadi, jika fundamental perusahaan masih bagus, ini bisa menjadi peluang investasi Anda saat harga saham jatuh.
Kesimpulan
Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan naik turunnya harga saham, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Sebelum membeli saham, Anda perlu memahami teknik dan strategi analisis agar bisa memprediksi kejadian tersebut. Dengan cara ini, Anda meminimalkan risiko kerugian.
Ada banyak jenis investasi yang bisa Anda manfaatkan, namun ingat untuk berhati-hati dalam memilih investasi yang legal dan pasti diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lakukan analisis mendalam dan jangan mengambil keputusan karena pengaruh emosi dan pendapat orang lain. Seperti yang dikatakan oleh investor saham Amerika terkenal Peter Lynch: “Ketahui apa yang Anda miliki, dan.
Semoga artikel ini bermanfaat! Jangan lupa untuk sering mengunjungi blog kami untuk informasi tambahan tentang keuangan dan investasi.