Siklus pasar saham – Anda ingin main saham? Tapi tidak mengerti seperti apa siklus saham itu? Selain itu, pergerakan saham seringkali berfluktuasi naik turun dalam time frame yang tidak bisa diprediksi.
Saat menganalisis harga saham, trader harus memahami siklus pasar saham. Alasannya sederhana, karena para trader dapat dengan mudah mengetahui di mana letak pasar saham saat ini melalui siklus ini.
Alhasil, penentuan kapan buy, sell atau hold menjadi lebih tepat. Jadi, bagaimana siklus pasar saham? Nah, untuk membuat Anda mengerti.
Berikut kami ulas tentang siklus saham, agar Anda dapat dengan mudah memprediksi kemana arah saham selanjutnya. Apakah itu naik, stabil atau turun.
Apa Itu Siklus Pasar Saham?
Siklus saham merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui agar investor dapat mengambil keputusan yang tepat saat membeli dan menjual saham.
Investor yang terbiasa dengan analisis fundamental dan teknis saham sering menggunakan analisis siklus saham untuk melengkapi strategi mereka.
Alhasil, hasil analisis menjadi lebih akurat, memberikan potensi keuntungan yang maksimal.
Siklus saham dapat dianalisis dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tergantung dari strategi investasi yang digunakan.
Analisis siklus yang digunakan sama jika Anda berinvestasi dalam jangka pendek. Begitu pula sebaliknya, analisis siklus yang digunakan dalam investasi jangka panjang tentunya perlu dilakukan dalam jangka panjang.
Penting untuk dipahami bahwa pergerakan siklis saham sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar, baik negatif maupun positif. Ini juga berlaku untuk emosi secara umum atau khusus.
Misalnya, sentimen yang berlaku pada isu global terkait krisis perbankan AS dapat memengaruhi pergerakan saham nasional atau regional.
Sentimen umum berupa kebijakan Arab Saudi untuk meningkatkan nilai investasi Indonesia juga mempengaruhi siklus saham nasional.
Sementara itu, contoh sentimen spesifik yang biasa dijadikan variabel dalam analisis siklus saham antara lain lonjakan harga minyak sawit.
Kebijakan pemerintah telah menaikkan tarif cukai bagi industri rokok, atau keuntungan perusahaan meningkat secara signifikan.
Baca juga: Waktu yang tepat beli saham
4 Siklus Pasar Saham: Akumulasi, Mark Up, Distribusi, dan Mark Down
Ada empat fase pergerakan saham yang berpengaruh yang mengarah pada pembentukan siklus saham.
Siklus tersebut terdiri dari akumulasi, markup, distribusi, dan markdown. Lantas bagaimana penjelasan lengkapnya? Berikut kami jelaskan seperti dibawah ini.
1. Akumulasi
Pada siklus saham pertama, terjadi fase akumulasi, yaitu fase pertama. Pada tahap ini biasanya posisi saham berada di bawah harga saham yang cukup murah.
Karena harga sedang jatuh atau posisinya berada di bawah harga, maka permintaan beli lebih dominan daripada jual.
Sejak dijual, banyak saham yang dibeli, dan harga saham kemudian naik, meski tidak terlihat jelas.
Namun, dari fase akumulasi ini, kapan Anda tahu saham akan memasuki fase selanjutnya?
Di sinilah Anda harus menerapkan analisis teknis. Pada dasarnya, ketika trader melihat breakout buying karena terlalu banyak aktivitas trading, fase tersebut berpindah ke fase berikutnya.
Baca juga: Ciri-ciri saham gorengan
2. Mark Up
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, siklus saham berikutnya (fase minimum) setelah akumulasi selesai, akan terjadi kondisi breakout yang akan memasuki fase naik.
Tahap kenaikan harga sendiri merupakan tahap dimana situasi pasar saham menghadirkan siklus naik. Pada tahap ini biasanya banyak pedagang eceran yang juga membeli saham.
Dari posisi terendah di awal, hingga harga saham mulai naik, banyak investor retail yang mungkin tidak sempat membeli saham dengan harga lebih murah akhirnya membelinya.
Ketika ini terjadi, maka harga saham mulai naik dan akan terus demikian dengan durasi yang cukup cepat. Terakhir, harga saham dianggap mahal dan dapat dipetakan untuk mencapai titik tertinggi yang lebih tinggi selama siklus saham.
3. Distribusi
Pada tahap ini, sebagian besar pelaku pasar akan menjual atau mengambil keuntungan, dan mereka juga lelah membeli. Oleh karena itu, harga saham juga akan kembali turun dan mulai bergerak menuju posisi stagnan/stabil atau bergerak sideways.
Pada dasarnya, selama fase distribusi siklus saham ini, tekanan jual (quotes) akan mendominasi daripada permintaan beli (bid), dan bahkan dapat menyebabkan ayunan kecil naik turun yang kurang jelas.
Tahap ini ditandai dengan penurunan harga saham secara tiba-tiba dan volume perdagangan yang besar. Kemudian harga saham mulai naik lagi, dan volume perdagangannya kecil.
Berapa lama fase ini akan berlangsung? Biasanya sampai tujuan investor besar menjual saham tercapai. Kalau itu terjadi, harga saham akan turun lagi, bahkan sampai saya tidak beli apa-apa.
Namun, tidak semua tahapan akan mengalami siklus seperti itu, karena belum dapat dipastikan apakah saham-saham pada tahapan ketiga akan mengalami penurunan harga saham.
4. Mark Down
Pada siklus terakhir terjadi fase down yang menggambarkan penurunan harga saham. Hal ini terjadi karena stok yang sebelumnya dibeli dealer sudah dilepas pada tahap distribusi.
Akibatnya, saham yang beredar di pasar saham kini lebih banyak dikuasai oleh retailer dengan strategi jual beli yang berbeda.
Perlu juga dicatat bahwa “penjualan panik” tidak jarang terjadi pada tahap ini. Pedagang retail khawatir ketika melihat harga saham mulai turun, bahkan bottom out, hampir kembali ke tahap pertama atau tahap akumulasi.
Baca juga: Apa itu bandar saham?
Oleh karena itu, mereka juga akan menjual sahamnya, dan penurunan harga saham juga akan terjun.
Dengan demikian, siklus pasar saham terdiri dari fase akumulasi, partisipasi, distribusi, dan penyerahan. Keempat tahapan ini hanyalah beberapa dari sekian banyak komponen analisis teknikal yang perlu dipahami.
Dengan memahami tahap ini, investor diharapkan dapat merumuskan strategi investasi yang tepat.