Apa itu capital gain – Capital gain atau keuntungan modal merupakan sumber kebahagiaan investor. bagaimana mungkin?
Tentu saja beberapa orang berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan. Nah, alasannya, istilah ini merupakan bagian dari sumber keuntungan investor.
Istilah ini lebih umum di dunia ekuitas. Namun, dalam praktiknya capital gain juga berlaku untuk sarana investasi lain seperti emas dan real estate.
Jadi, apa sebenarnya capital gain itu? Jenis apa yang ada dan bagaimana cara menghitungnya? Yuk, simak rangkumannya di bawah ini!
Apa Itu Capital Gain?
Keuntungan modal adalah jumlah keuntungan yang diperoleh investor ketika mereka menjual kembali aset investasinya. Dalam bahasa Indonesia, arti dari capital gain disebut juga dengan capital gain. Keuntungan capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli suatu produk investasi.
Kebalikan dari capital gain adalah capital loss. Capital loss adalah kerugian investasi karena harga jual lebih rendah dari harga beli. Sama seperti keuntungan modal yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta dolar, kerugian modal juga bisa sangat besar.
Perbedaan Capital Gain dan Dividen
Setelah membahas apa itu capital gain, kali ini kita akan membahas perbedaan capital gain dan dividen. Sejujurnya, sampai saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa dividen dan capital gain adalah hal yang sama.
Meski keduanya berbeda, meski sama-sama bagus untuk investor. Apa perbedaan antara keuntungan modal dan dividen? Inilah jawabannya.
1. Sifat Pendapatan
Perbedaan pertama antara dividen dan capital gain adalah sifat akuisisi. Bonus investasi bersifat pasif. Karena untuk mendapatkan keuntungan, investor tidak perlu melakukan banyak aktivitas perdagangan, melainkan hanya menunggu perusahaan menghasilkan keuntungan secara berkala.
Pada saat yang sama, capital gain aktif karena investor harus rajin bertransaksi di pasar modal. Dalam hal ini, investor perlu memikirkan dan menganalisis pasar modal karena hal itu mempengaruhi nilai keuntungan modal mereka di masa depan.
2. Jangka Waktu Investasi
Perbedaan antara dividen dan keuntungan modal adalah cakrawala investasi. Investor yang menyukai dividen biasanya menyukai keuntungan jangka panjang karena dividen hanya dibayarkan setahun sekali. Jika ingin dividen lebih banyak, maka investasi di awal tahun juga harus lebih besar.
Sementara itu, investor yang mengejar capital gain adalah investor dengan skala modal kecil, karena harga setiap lot saham di pasar modal lebih murah dibandingkan dengan perusahaan investasi langsung. Investor seperti itu mendapatkan keuntungan ketika saham mereka dijual lebih dari yang mereka beli.
3. Waktu Transaksi
Perbedaan selanjutnya antara dividen dan capital gain adalah lamanya waktu transaksi berlangsung. Untuk mendapatkan keuntungan, investor harus pandai membaca dan menganalisis kondisi pasar. Dengan begitu, Anda bisa melihat waktu yang tepat untuk membeli atau menjual suatu saham.
Waktu yang tepat untuk membeli sarana investasi atau saham untuk menerima dividen adalah sebelum batas waktu akumulasi. Tanggal akumulasi dicatat sebagai saat investor yang memiliki saham tersebut menerima dividen.
Dan waktu terbaik untuk menjual saham untuk keuntungan modal adalah ketika tanggal ex-dividen tiba. Periode ex-dividen adalah rentang waktu setelah tanggal akumulasi ketika investor tidak menerima ekuitas, sehingga tidak menerima dividen.
4. Waktu Mendapatkan Keuntungan
Perbedaan terakhir antara dividen dan keuntungan modal adalah waktu pembagian keuntungan. Pengembalian dividen dan keuntungan modal diperoleh pada waktu yang berbeda.
Dividen biasanya dibayarkan secara rutin setiap tahun. Besarnya keuntungan ditentukan oleh rapat umum pemegang saham. Pada saat yang sama, periode keuntungan dari capital gain bisa kapan saja. Karena tidak diatur oleh kebijakan perusahaan, tetapi tergantung kapan investor menjual asetnya.
Baca juga: Perbedaan dividen dan capital gain
Jenis-Jenis Keuntungan Modal
Setelah membahas perbedaan dividen dan capital gain, kali ini kita akan membahas jenis capital gain yang paling umum diterima investor. Jenis-jenis capital gain adalah sebagai berikut.
#1. Keuntungan Modal Jangka Pendek (Short-Term Capital)
Keuntungan modal jangka pendek adalah keuntungan investasi yang dihasilkan dari penjualan saham dalam waktu kurang dari setahun.
Jenis capital gain ini biasanya dicapai oleh investor yang menghindari risiko. Untuk mendapatkan keuntungan modal jangka pendek, investor harus memiliki keterampilan analitis dan peramalan yang kuat.
#2. Keuntungan Modal Jangka Panjang (Long-Term Capital)
Keuntungan modal jangka panjang didefinisikan sebagai keuntungan ekuitas setidaknya satu tahun. Jenis capital gain ini paling disukai oleh investor biasa yang tidak meluangkan waktu untuk memantau pasar modal.
Jika Anda menginginkan keuntungan modal jangka panjang, Anda tidak boleh menjual saham setelah menahannya selama setahun, tetapi lebih dari setahun. Ini karena sebagian besar harga saham tidak berubah secara signifikan dalam setahun.
Baca juga: Apa itu buyback emas pada dunia investasi?
Rumus Cara Menghitung Capital Gain
Setelah menjelaskan apa itu capital gain, perbedaan dividen dan capital gain, serta jenis-jenisnya, kali ini saya akan menjelaskan rumus menghitung capital gain. Rumus untuk menghitung capital gain adalah sebagai berikut:
#1. Contoh Menghitung Capital Gain I
- Capital Gain = Harga Jual – (harga beli x jumlah produk yang dibeli atau diinvestasikan)
Saat menghitung capital gain, Anda juga perlu mengetahui perpajakan dari capital gain. Pajak keuntungan modal adalah pajak penghasilan tambahan yang dibebankan kepada investor dan harus dibayarkan sebagai kewajiban pajak.
- Contoh perhitungan pajak atas capital gain adalah seperti di bawah ini:
Ada yang membeli saham pada tahun 2011 seharga 100 juta rupiah dan menyimpan aset tersebut hingga tahun 2021.
Ketika siap dijual, harga saham saat ini sudah mencapai 500 juta rupiah selama 10 tahun. Dari contoh tersebut, rumus untuk menghitung capital gain adalah:
- Capital Gain = Harga Jual – (harga beli x jumlah produk yang dibeli atau diinvestasikan)
- Capital Gain = Rp 500 juta – (Rp 100 juta x 1)
- Capital Gain = Rp 400 juta
Oleh karena itu, diketahui besaran capital gain sebesar Rp 400 juta. Besarnya pajak capital gain yang harus dibayar pada saat tarif pajak 15% pada saat itu adalah:
- Besar Pajak = Rp 400 juta x 15% = Rp 60 juta.
Jadi, berdasarkan hal tersebut di atas, besaran pajak capital gain adalah Rp 60 juta.
Baca juga: Apa itu buyback saham
#2. Contoh Menghitung Capital Gain II
Menghitung jumlah capital gain tidaklah sulit. Berikut rumus dasar yang dapat Anda gunakan:
- Capital gain = harga jual – harga beli – biaya penjualan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik, Anda dapat mencoba menghitung dari contoh berikut.
Pak Justin membeli properti tersebut pada tahun 2010 seharga Rp 750 juta. Ia kemudian menjual properti tersebut seharga Rp 1 miliar pada 2020.
Saat menjual properti, Pak Justin perlu mengeluarkan Rp 50 juta untuk dokumen, representasi, dan notaris.
Keuntungan modal untuk Tuan Justin adalah sebagai berikut:
- Harga jual = Rp1 miliar
- Harga beli = Rp 750 juta
- Biaya penjualan = Rp50 juta
capital gain = Rp1 miliar – Rp750 juta – Rp50 juta = Rp200 juta
Jadi, keuntungan modal Pak Justin dari aset real estate-nya adalah Rp 200 juta dalam 10 tahun.
Bagi investor, keuntungan modal selalu dapat diprediksi. Namun, selain capital gain, Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dari dividen, lho. Apa itu dividen?
Kesimpulan
Capital gain adalah salah satu yang diharapkan oleh semua investor. Pastikan tetap berinvestasi untuk keuntungan maksimal!
Jadi, diskusikan apa itu capital gain, jenisnya, rumusnya, dan perbedaannya dengan dividen. Capital gain adalah sesuatu yang harus Anda ketahui dengan baik, terutama jika Anda ingin menjadi seorang investor.
Sebab, bukan hanya dividen, tapi capital gain lah yang membuat investasi berhasil. Semakin tinggi nilai capital gain Anda, semakin sukses investasi Anda. Jadi, selamat berinvestasi!