Apa itu take profit dan stop loss – Investor menantikan saat-saat menguntungkan ketika mereka berinvestasi di saham. Ini karena memungkinkan mereka untuk menjual saham dengan harga yang mereka inginkan.
Untuk menentukan waktu yang ideal untuk menguangkan keuntungan Anda dan mengungkap rahasia tersembunyi ini, haruskah Anda mengandalkan intuisi atau apakah ada pendekatan yang lebih disengaja?
Agar berhasil menjual saham pada waktu yang optimal, keterampilan menentukan stop loss dan take profit setiap saham harus dikuasai.
Pada artikel ini, yuk pahami dan pelajari tentang apa itu take profit dan apa itu stop loss? Berikut ulasan lengkap dari kami yang wajib para investor ketahui!
Apa itu Take Profit?
Keakraban dengan istilah “take profit” diperlukan bagi para trader.
Setelah mencapai titik harga yang telah ditentukan sebelumnya, menjual saham adalah apa yang diperlukan untuk mengambil untung.
Biasanya para trader sering menganggap take profit sebagai istilah yang sangat penting karena sering menentukan target harga jual saham yang diinginkan.
Selain menghasilkan keuntungan, penting untuk memahami konsep stop loss, yang melibatkan penjualan saham sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi kerugian lebih lanjut.
Pedagang biasanya memotong kerugian saat harga saham turun dan mencapai target yang ditetapkan.
Saat mengamati saham, seseorang dapat membedakan antara take profit dan stop loss. Take profit dicapai saat saham naik, sementara stop loss terjadi saat saham melintasi arah yang berlawanan atau turun.
Baca juga: Pentingnya memahami fraksi harga saham
Apa itu Stop Loss?
Untuk membatasi kerugian, pertimbangkan untuk menggunakan stop loss atau SL, yang merupakan singkatan dari menjual saham dengan harga tertentu.
Untuk mengantisipasi potensi penurunan, level SL ditetapkan pada awal transaksi. Sangat penting untuk diingat bahwa harga cenderung turun lebih cepat dibandingkan dengan pergerakan naiknya, menekankan pentingnya penerapan stop loss.
Tingkat SL sangat penting untuk mencegah erosi keuntungan dan devaluasi portofolio yang berkembang karena salah transaksi yang menyebabkan harga saham turun.
Untuk menghitung SL secara akurat, sangat penting untuk mengikuti rencana trading yang sistematis daripada mengandalkan intuisi. Menerapkan SL secara efektif berfungsi sebagai perlindungan terhadap perolehan dan mempertahankan saham yang sedang tren turun.
Saat membeli saham ABCD seharga Rp 500, penting untuk mempertimbangkan stop loss sebesar 10% di bawah harga beli, yaitu Rp 450. Dengan begitu, potensi kerugian bisa dibatasi maksimal 10% jika harga turun.
Sering disebut sebagai Cut Loss atau Stop Loss, teknik trading ini melibatkan pembatasan kerugian. Kedua istilah tersebut pada dasarnya memiliki arti yang sama, hanya menggunakan kata yang berbeda.
Menggunakan stop loss dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:
- Stop loss secara manual. Di sini, trader menutup posisi secara manual.
- Stop loss otomatis. Pedagang sekarang dapat berdagang online dengan mudah berkat perangkat lunak canggih yang mengotomatiskan SL. Tetapkan saja kriteria untuk posisi SL yang diinginkan dan biarkan perangkat lunak melakukan sisanya. Setelah tingkat harga yang ditentukan tercapai, perangkat lunak akan memulai SL.
Apa Manfaat Take Profit?
Dengan menggunakan order take profit ternyata take profit bisa dilakukan secara otomatis lho.
Dengan tujuan menghasilkan keuntungan, trader dapat dengan mudah menentukan harga yang tepat untuk menutup posisi terbuka dengan menggunakan jenis limit order.
Trader bisa mendapatkan keuntungan dari order take profit ini, menghasilkan take profit.
Pedagang dapat bergembira dengan fakta bahwa mengambil keuntungan menghilangkan kebutuhan untuk perdagangan manual, karena mudah dieksekusi melalui penggunaan perintah take profit.
Dengan mengambil untung, trader bisa mengurangi potensi risiko penurunan harga saham di masa depan. Ini adalah keuntungan kedua dari menguangkan investasi.
Trader dapat keluar dari pasar setelah target profit tercapai, berkat fitur order take profit.
Waktu yang Tepat untuk Take Profit
Menentukan kapan mengambil untung masih bisa menjadi konsep yang membingungkan bagi para trader dan investor.
Menentukan waktu yang tepat untuk take profit menjadi penting karena tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana pasar saham di masa depan.
Untuk menghindari kebingungan, berikut adalah beberapa momen yang tepat untuk meraih keuntungan.
Baca juga: Pentingnya memahami cut loss saham
1. Saat Sudah Mencapai Keuntungan
Pertama menurut rencana awal, waktu yang tepat untuk take profit adalah saat saham sudah mencapai target profit.
Jika Anda telah mencapai tujuannya, maka keuntungan seharusnya diperoleh, secara sederhana.
Berinvestasi dalam saham dapat memberikan peluang yang baik untuk potensi pendapatan. Misalnya, perhatikan contoh ini.
Katakanlah Anda memutuskan untuk membeli saham C dengan harga Rp. 5.000 per saham, dengan maksud nantinya dijual seharga Rp. 5.500.
Jadi, ketika harga saham mencapai harga target, Anda harus segera mengambil keuntungan.
2. Saat Harga Saham Berada di Pucuk
Selain itu, Anda bisa mengambil keuntungan di titik tertinggi harga saham.
Apalagi jika melihat potensi downside pada saham ini, sebaiknya take profit sesegera mungkin untuk menghindari risiko jatuh ke fase pullback.
3. Saat IHSG sedang Melambung Tinggi
Melonjaknya harga IHSG adalah saat yang tepat untuk take profit, apalagi langkah terakhir.
Akibat sentimen negatif, saham-saham yang mengalami kenaikan harga saat IHSG naik cenderung akan mengalami koreksi.
Kapan Harus Melakukan Stop Loss?
Yang perlu diingat adalah posisi stop loss tidak bisa diatur terlalu sempit, agar tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar yang normal. Anda memiliki beberapa opsi untuk menentukan stop loss yang benar:
1. Trailing Stop-Loss
Trailing stop juga dikenal sebagai stop pelindung, di mana saham bergerak searah tren. Saat harga membalikkan tren, trailing tidak bergerak. Hasil dari teknik ini adalah keuntungan tertinggi, bukan dari harga masuknya.
Bahkan jika Anda belum menghasilkan keuntungan sebelumnya, Anda masih bisa menggunakan cara ini. Cara ini efektif digunakan pada pasar yang sedang trending karena pergerakannya akan berbarengan dengan harga pasar dan secara otomatis berhenti ketika trend berubah arah.
2. Menggunakan Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah metode yang dapat membantu Anda berdagang dengan disiplin. Ketika Anda rajin berdagang, kemungkinan untung pasti akan meningkat.
Untuk manajemen risiko, pastikan Anda tidak menggunakan semua dana yang tersedia. Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda miliki, gunakan sebagian untuk membeli beberapa saham atau instrumen dan hitung dengan cermat kepercayaan dan peluang yang Anda miliki.
Baca juga: Pentingnya memahami buyback saham
Bagaimana Cara Menentukan Stop Loss & Take Profit Saham?
Selanjutnya tentunya akan lebih baik lagi jika Anda juga mengetahui cara menentukan stop loss dan take profit saham. Ada beberapa cara untuk menentukan stop loss dan take profit, berikut beberapa cara tersebut.
1. Cara Menentukan Stop Loss
Berikut adalah sejumlah tahapan untuk menentukan stop loss yang dapat anda ikuti, adapun tahapan sebagai berikut ini:
#1. Lakukan pada Time Frame yang Lebih Besar
Pada grafik perdagangan, coba perbesar kerangka waktu yang Anda gunakan. Setelah itu, perlu dilihat juga ke arah mana trend saham bergerak.
Jadi, secara umum, trader merasa aman menggunakan Farpoint untuk melacak arah tren.
Namun disisi lain, jika trader melawan arah trend, mereka akan sering menggunakan harga penutupan untuk merasa aman.
#2. Melakukan Break Pertama
Untuk menghindari false breakout dari resistance, segera gunakan close jika false breakout pertama terjadi.
Maka sebaiknya gunakan Farpoint jika pemadaman palsu terjadi untuk kedua kalinya.
#3. Langsung Lakukan Take Profit Point
Jika Anda sudah yakin dalam mengatur level take profit, maka Anda bisa menghitung level stop loss melalui risk reward ratio 1:2.
Namun, Anda juga bisa mengambil posisi saat saham mendekati level resistance false breakout untuk meminimalkan risiko kerugian.
2. Cara Menentukan Take Profit
Selanjutnya, untuk beberapa cara menentukan take profit adalah sebagai berikut:
#1. Menargetkan Proyeksi Keuntungan Dibandingkan dengan Risiko
Rasio mewakili perkiraan kerugian yang disiapkan trader untuk diambil dibandingkan dengan target keuntungan yang diharapkan.
#2. Menargetkan Proyeksi Keuntungan Dibandingkan Modal
Trader akan menggunakan prediksi profit dibandingkan dengan modal saat trading saham.
Oleh karena itu, ramalan pendapatan seperti ini tidak cocok untuk saham blue chip.
#3. Menargetkan Proyeksi Keuntungan dengan Berbasis pada Analisis Teknikal
Strategi ini bisa dibilang paling kompleks dan membutuhkan pemahaman yang mendalam.
Namun, strategi ini memiliki akurasi paling tinggi dibandingkan dengan strategi lainnya.
Seperti yang bisa dilihat dari penjelasan di atas, take profit artinya trader menjual saham saat harga mencapai jumlah target.
Tentunya sebagai seorang trader, Anda harus bisa menentukan kapan harus take profit atau stop loss.
Dengan kemampuan tersebut, Anda akan lebih mudah mendapatkan keuntungan dari perdagangan saham dan investasi.
Perbedaan Stop Loss, Cut Loss, dan Trailing Stop
Di antara berbagai pesan dari ketiga istilah tersebut, dapat dianalisis beberapa perbedaan, antara lain:
1. Tujuan Penggunaan
Sekilas tujuan penggunaan stop loss, stop loss dan trailing stop loss sangat mirip, yaitu untuk membatasi kerugian dan mencegah kerugian meluas.
Namun tujuan penggunaan ini lebih cocok untuk stop loss dan stop loss. Pada saat yang sama, trailing stop memiliki tujuan tambahan, yaitu untuk mengamankan profit yang sudah Anda miliki. Diantaranya, tingkat stop loss yang digunakan dengan trailing stop loss mengikuti harga saham saat ini.
Saat harga saham naik, level stop loss juga dinaikkan agar Anda tetap bisa untung dari kenaikan harga yang ada. Begitu pula saat harga turun, posisi stop loss juga akan menyesuaikan penurunan tersebut, sehingga keuntungan tetap bisa didapatkan.
2. Contoh Kasus
Untuk lebih memahami perbedaan ketiganya, berikut adalah contoh stop loss, trailing stop, dan stop loss.
Misalnya Anda ingin membeli saham emiten ABCD dengan harga Rp 5.000 per saham kemudian menerapkan stop loss di Rp 4.600.
2 jam setelah membeli saham tersebut, harga saham tersebut naik menjadi 5.300 rupiah dan 3 jam kemudian harganya turun menjadi 4.600 rupiah.
Sekarang setelah Anda mengetahui apa yang terjadi di pasar saham, inilah ilustrasi tentang apa yang terjadi pada kepemilikan Anda:
- Stop Loss: Saham ABCD yang Anda beli akan secara otomatis dijual 5 jam setelah pembelian seharga Rp 4.600.
- Cut Loss: Setelah 5 jam membeli saham, Anda harus memutuskan sendiri apakah ingin menjual saham seharga Rp 4.600 atau melanjutkan perdagangan dengan risiko dan keuntungan yang tidak terduga.
- Trailing Stop: Saat membeli saham tersebut, Anda menetapkan tingkat stop loss sebesar Rp 4.600, namun 2 jam setelah pembelian, harga saham yang Anda pegang mengalami kenaikan sebesar Rp 300 dari harga awal. Dengan begitu level stop loss saham Anda juga naik menjadi Rp 4.900.
5 jam setelah pembelian, harga saham turun menjadi Rs 4.600, juga membuat saham yang Anda miliki otomatis dijual, tetapi pada Rs 4.900 karena tingkat stop loss Anda sebelumnya dinaikkan ke angka tersebut.
Sebelum harganya mencapai Rp 4.600, saham tersebut otomatis dijual Rp 4.900.
Seperti yang dapat dilihat dari contoh ini, trailing stop mungkin merupakan opsi yang lebih tepat untuk situasi di atas daripada stop-loss dan stop-loss, karena mereka masih memiliki kesempatan untuk memberikan keuntungan dari saham yang mereka miliki.
Jadi mana yang lebih baik? Tentu saja, ketiganya memiliki pro dan kontra. Jadi Anda harus menganalisis ketiga hal itu lebih dalam. Ketiganya juga digunakan secara bergantian dalam kondisi perdagangan tertentu.
Inilah perbedaan antara stop loss dan take profit dalam investasi atau perdagangan saham. Tidak ada rumus pasti untuk kedua hal ini karena sangat subyektif. Selain itu, setiap saham memiliki pergerakan dan pola grafik historis yang berbeda.
Namun untuk menentukan stop loss dan take profit, tentunya Anda perlu memperhatikan garis support dan resistance yang paling sering ditembus. Untuk menentukan stop loss dan take profit, kuncinya adalah Anda harus mempelajari banyak sekali pola pergerakan di pasar saham.
Hal yang Wajib Diketahui Terkait Take Profit
Kebanyakan pemula fokus pada jumlah nosional untuk menentukan take profit. Misalnya ambil untung setelah untung 20%, atau ambil untung setelah untung 100.000, dll.
Padahal, momen take profit yang tepat tidak selalu bisa ditentukan dengan nilai nominal. Investor dan trader juga perlu memperhitungkan kondisi pasar terkini saat melakukan trading saham.
Ketika Anda fokus pada besarnya keuntungan, ada banyak risiko. Bayangkan jika Anda menetapkan take profit 20%, tetapi saham yang Anda pilih terjerat skandal suap nasional dan pengurusnya ditangkap KPK.
Saham anjlok dengan cepat. Apakah Anda masih bersikeras mengambil keuntungan sebesar 20%? Tentu saja, ini tidak mungkin lagi.
Atau coba bayangkan sebaliknya. Anda menetapkan keuntungan 20%, tetapi laporan keuangan emiten menunjukkan bahwa laba bersih 200% lebih tinggi dari yang diharapkan.
Harga saham telah meningkat pesat, dan analisis terbaru menunjukkan bahwa potensi keuntungan setinggi 50% karena harga saham yang relatif murah.
Apakah Anda masih ingin mengambil 20% dari keuntungan? Dalam situasi inilah Anda dapat membidik Cuan yang lebih besar.
Saat membeli saham, Anda harus menentukan strategi take profit tertentu untuk menentukan kapan harus menjual dan mencari peluang keuntungan lainnya.
Namun, dunia saham bersifat dinamis. Situasi pasti akan muncul yang mengharuskan Anda untuk memperbaiki rencana take profit awal Anda.
Selain tiga metode penentuan jumlah take profit di atas, sebaiknya perhatikan dua hal berikut:
- Jual saham saat fundamentalnya sudah tidak sehat lagi, atau saat valuasi saham sudah terlalu mahal.
- Jual saham saat keuntungan investasi mendominasi portofolio Anda. Anda tidak perlu menjual seluruh koleksi saham Anda, tetapi merupakan ide bagus untuk menjual sebagian (dengan sebagian take profit) untuk mewujudkan keuntungan Anda dan berinvestasi di saham potensial lainnya.
Tidak baik mengubah take profit terlalu sering. Namun, setiap strategi stok harus fleksibel.
Tetap ikuti berita dan laporan keuangan yang terkait dengan koleksi saham Anda sehingga Anda tidak akan melewatkan apapun yang dapat mempengaruhi sasaran keuntungan Anda di masa mendatang.
Semoga penjelasan dalam artikel ini dapat dipahami dengan baik dan dapat dipraktekkan. Yuk, baca artikel lainnya. Pelajari lebih lanjut tentang investasi saham.