Apa itu buyback saham – Buyback saham adalah istilah yang harus diketahui oleh mereka yang baru mengenal dunia investasi. Entah itu perorangan atau perusahaan, jika mereka merasa sahamnya sudah tidak bernilai tinggi, mereka akan membelinya kembali.
Namun tahukah Anda mengapa buyback menjadi aktivitas yang wajib dilakukan? Apa manfaat dan dampak dari kegiatan ini? Yuk cari tahu dengan membaca artikel di bawah ini.
Apa itu Buyback Saham?
Istilah buyback banyak terdengar di kalangan investor. Secara teknis, buyback adalah tindakan membeli kembali saham yang diperdagangkan secara publik.
Selama pembelian kembali, perusahaan menginvestasikan uang untuk membeli saham perusahaannya sendiri dari publik.
Efek dari buyback adalah mengurangi jumlah saham yang beredar. Kemudian, buyback saham juga dapat meningkatkan permintaan harga yang lebih rendah.
Di sisi lain, buyback dapat membantu perusahaan menetapkan metrik keuangannya dengan mendominasi jumlah total saham yang beredar sebelumnya.
Adanya aktivitas buyback yang beredar luas mengakibatkan semakin rendahnya jumlah laba yang disetorkan perseroan melalui pembagian dividen. Hal ini dikarenakan jumlah saham yang beredar mengalami penurunan.
Namun, ini memungkinkan keuntungan di masa depan jika perusahaan menjual kembali sahamnya kepada publik setelah harga naik.
Transaksi buyback saham memerlukan persetujuan pemegang saham melalui RUPS. Namun, sesuai surat edaran OJK Maret 2020, meski tanpa persetujuan RUPS, transaksi buyback saham tetap dapat dilakukan dengan syarat tertentu.
Baca Juga: Apa itu buy back emas?
Mengapa Perlu Dilakukan Buyback?
Menurut definisi buyback di atas, perusahaan biasanya melakukan buyback ketika harga sahamnya turun tajam. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan.
Misalnya, laba perusahaan yang menurun, kondisi ekonomi yang tidak stabil, atau masalah lain yang sedang dihadapi perusahaan.
Juga, jika perusahaan ingin mengeluarkan jenis saham baru. Misalnya, menambah modal atau membuat alternatif yang menyiratkan pemegang saham delusi.
Oleh karena itu, buyback dapat membantu perusahaan mengurangi dampak delusional yang dapat merugikan perusahaan.
Tidak hanya itu, efek buyback saham juga dapat mengurangi jumlah saham beredar dan memperkuat tingkat kepemilikan manajemen perusahaan.
Jadi jika ada delusi pemegang saham dan masalah kepemilikan perusahaan, buyback adalah jalan keluarnya.
Cara Perusahaan Melakukan Buyback Saham
Pelajari tentang langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk membeli kembali saham. Perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara:
1. Open Market
Metode ini melibatkan buyback saham di pasar terbuka dengan harga yang telah disesuaikan sebelumnya di pasar reguler. Jika saham dibeli kembali di pasar terbuka, perusahaan tidak akan menderita banyak kerugian.
Adanya transaksi buyback saham di pasar konvensional biasanya menyebabkan kenaikan harga saham yang tinggi. Sebab, pengumuman atau rumor aktivitas buyback dapat melipatgandakan jumlah permintaan di pasar reguler.
2. Tender Offer
Cara lain adalah penawaran tender, dimana perusahaan dapat membeli kembali saham dengan cara menerbitkan saham kepada pemegang saham dengan harga tertentu.
Harga penerbitan saham biasanya ditentukan oleh perusahaan dan hampir selalu lebih tinggi dari harga pasar reguler.
Investor yang ingin mengikuti tender offer dapat mengajukan dan menentukan sendiri jumlah saham yang ingin dibelinya. Harga untuk jumlah saham harus sesuai dengan harapan mereka.
Baca juga: Apa itu dividen saham?
Tujuan Dilakukannya Buyback
Terdapat beberapa tujuan dari dilakukannya buyback, untuk tujuannya adalah sebagai berikut ini:
1. Meningkatkan Rasio Keuangan
Tujuan utama buyback adalah untuk meningkatkan rasio keuangan. Kegiatan buyback saham ini sering dijadikan alasan oleh perusahaan untuk memperbaiki rasio keuangan.
Hal ini berdampak pada jumlah saham yang beredar dibandingkan dengan jumlah pembelian kembali. Semakin sedikit saham yang beredar di pasar, semakin tinggi rasio laba per saham (EPR).
2. Mengurangi Likuiditas Saham di Pasar
Selain itu, mengurangi likuiditas saham perusahaan di pasar. Jika terlalu banyak saham di pasar, maka harga saham perusahaan akan semakin sulit untuk naik.
Tetapi kenaikan harga saham akan lebih lambat dibandingkan dengan beberapa saham di pasar. Inilah sebabnya mengapa perusahaan melakukan transaksi pembelian kembali saham. Tujuannya agar rasio keuangan menjadi lebih baik dan otomatis harga saham naik.
3. Mempersiapkan Cadangan Modal
Pada akhirnya, tujuan buyback adalah untuk menyiapkan cadangan modal perseroan. Saham hasil buyback tersebut akan menjadi saham treasury yang dimiliki perseroan.
Saham ini kemudian bisa dijual kembali saat harga saham mengalami uptrend yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan memiliki peluang keuntungan yang besar.
4. Nilai Saham Investor Akan Meningkat
Buyback saham tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga menguntungkan investor secara langsung. Ketika sebuah perusahaan membeli kembali sahamnya, nilai investasi investor meningkat.
Tak heran, banyak yang merekomendasikan strategi ini, meski harga pasar hanya akan naik pada level tertentu. Transaksi jual beli saham akan menjadi lebih mudah, dan transaksi harian akan berkembang secara positif.
Baca juga: Perbedaan dividen dan capital gain
5. Mempengaruhi Harga Saham
Menurut teori penawaran dan permintaan, membeli saham yang beredar akan meningkatkan harganya. Ada juga peluang keuntungan bagi perusahaan, terutama jika saham tersebut dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Selain itu, perusahaan juga dapat menguasai persentase kepemilikan perusahaan yang lebih besar. Jika ada perusahaan lain yang memiliki saham lebih besar, pembagian hak suara atau kekuasaan dalam rapat umum pemegang saham akan dibagi.
Buyback saham, kemudian, mencegah perusahaan lain ingin memiliki lebih banyak saham perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan induk tetap dapat memiliki sahamnya sendiri.
Contoh Buyback Saham
Sebuah perusahaan mengumumkan program buyback saham untuk membeli kembali 10% saham beredarnya dengan harga pasar saat ini.
Perusahaan memiliki pendapatan $1 juta sebelum pembelian kembali dan 1 juta saham beredar, yang setara dengan laba per saham $1. Diperdagangkan dengan harga $20 per saham, rasio P/E-nya adalah 20.
Oleh karena itu, jika semuanya sama, 100.000 saham akan dibeli kembali dan EPS baru akan menjadi $1,11, atau $1 juta pendapatan dari 900.000 saham. Untuk mempertahankan rasio P/E 20, saham harus naik 11% menjadi $22,22.
#1. BBRI buyback saham
Menilik informasi yang diungkapkan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan membeli kembali saham senilai total 3 triliun rupiah. Buyback saham BRI akan dilakukan mulai 1 Maret 2022 hingga 31 Agustus 2023.
Saham yang dibeli kembali oleh Bank BRI akan dialihkan kepada karyawan, direksi dan direksi. Sebagai bentuk insentif dan penghargaan untuk memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan Buyback saham tersebut, total aset Bank BRI akan berkurang Rp3 triliun, dari Rp1.619,77 triliun menjadi Rp1.616,77 triliun. Laba per saham akan naik menjadi Rp 127,08 dari sebelumnya Rp 126,45.
Baca juga: Apa itu fraksi harga saham?
#2. MNCN buyback saham
PT Media Nusantara Citra Tbk atau MNCN untuk membeli kembali saham senilai 300 miliar rupiah. Pembelian kembali saham tersebut dilakukan tahun lalu.
MNCN membeli kembali hingga 300 juta saham atau 1,99% dari modal ditempatkan dan disetor.
Jenis-Jenis Buyback
Berikut merupakan tiga jenis buyback berdasarkan skema yang dibuat perusahaan, adapun jenis-jenis buyback tersebut adalah sebagai berikut ini:
#1. Skema Selektif
Atas dasar rencana yang selektif, perseroan melakukan buyback melalui penawaran tender khusus kepada pemegang saham yang memenuhi persyaratan tertentu.
Dengan kata lain, tidak semua pemegang saham memiliki kesempatan untuk mendapatkan penawaran tender, dan hanya pemegang saham yang memenuhi kriteria yang ditentukan perusahaan yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan penawaran tender.
#2. Skema Setara
Selanjutnya, ada skema ekuivalen yang merupakan kebalikan dari skema pertama. Dalam skema tersebut, perseroan melakukan tender offer kepada seluruh pemegang saham untuk melakukan buyback, tanpa kriteria tertentu.
#3. Skema Saham Karyawan
Beberapa perusahaan memiliki kebijakan yang menawarkan saham sebagai bonus atau insentif kepada karyawan yang dianggap telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perusahaan.
Nah, dalam rencana saham, karyawan perusahaan membeli kembali saham milik karyawan yang tidak lagi bersama perusahaan.
Dampak Buyback Saham bagi Investor
Selain perusahaan, buyback juga berdampak positif bagi investor. Beberapa implikasi buyback saham bagi investor antara lain:
- Transaksi jual beli saham akan semakin mudah dan volume perdagangan saham setiap hari akan meningkat.
- Saham investor juga akan meningkat nilainya. Meski begitu, harga saham di pasar umum cenderung hanya naik dalam jumlah tertentu, tergantung kebijakan buyback perusahaan.
Baca juga: Apa itu bullish dan bearish?
Banyak perusahaan ingin membeli kembali saham karena melihat keuntungan yang lebih besar di bursa saham. Aktivitas buyback saham dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memperoleh laba tinggi yang ingin mengambil persentase kepemilikan yang lebih besar.
Demikianlah penjelasan tentang apa itu buyback saham, bagaimana perusahaan melakukannya, serta apa tujuan dan implikasinya bagi investor. Mengetahui dan memahami terminologi dunia investasi sangat penting jika Anda akan mulai berinvestasi.