Apa itu capital loss – Hampir semua jenis investasi memiliki risiko tinggi dan rendah. Salah satu risiko yang sering dihadapi investor adalah hilangnya modal.
Istilah ini bisa disebut sebagai penurunan nilai suatu investasi.
Biasanya, investasi yang dimaksud adalah saham. Namun, kerugian modal juga dapat terjadi pada aset investasi lainnya.
Sebenarnya apa itu capital loss dan apa saja jenisnya? Nah, bagaimana cara menghitungnya?
Simak penjelasan di bawah ini untuk lebih mengetahuinya apa itu capital loss!
Apa Itu Capital Loss?
Saat berinvestasi di saham, Anda bisa mendapatkan dua aliran keuntungan. Kedua sumber tersebut adalah capital gain dan dividen.
Keuntungan modal adalah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan aset investasi. Harga jual aset lebih tinggi dari harga beli.
Sementara itu, seperti yang ditulis NerdWallet, dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan. Biasanya, perusahaan membagikan dividen secara teratur, seperti sekali atau dua kali setahun.
Namun, apakah berinvestasi dijamin menghasilkan uang? tidak perlu. Terkadang investor menderita kerugian.
Salah satu jenis kerugian yang sering dihadapi investor adalah capital loss atau kehilangan modal.
Mengutip Investopedia, capital loss adalah kerugian yang terjadi ketika aset investasi jatuh nilainya. Dengan kata lain, Anda menjual kendaraan investasi dengan harga kurang dari yang Anda bayarkan.
Namun, capital loss tersebut hanya terjadi ketika Anda menjual aset investasi Anda. Kalau belum laku atau baru diprediksi, belum bisa disebut rugi dana.
Misalnya Anda membeli saham dengan total harga Rp 10 juta. Setelah enam bulan, Anda menjual semua saham Anda karena nilainya terus turun.
Saat itu, Anda berhasil menjual saham tersebut seharga Rp 8 juta.
Jadi misalkan Anda mengalami capital loss sebesar Rp 2 juta. Lantas, sarana investasi apa saja yang berisiko mengalami capital loss?
Pada dasarnya, hampir semua aset investasi mengalami capital loss jenis ini. Beberapa di antaranya adalah saham, reksa dana, real estat, dan obligasi.
Namun, capital loss adalah yang paling umum dalam investasi saham.
Seburuk kelihatannya, kehilangan modal sebenarnya adalah peristiwa yang sering dialami investor. Jadi, setiap kali hal ini terjadi, Anda tidak perlu putus asa.
Baca juga: Perbedaan dividen dan capital gain
Jenis Capital Loss
Capital loss dibagi menjadi jangka panjang dan jangka pendek.
Secara garis besar, semua wahana investasi berpotensi mengalami keduanya. Namun, kedua jenis ini berbeda dalam durasi kerugiannya.
Jadi semuanya tergantung kapan Anda menjual aset investasi Anda. Di bawah ini adalah penjelasan lengkap tentang jenis-jenis capital loss.
#1. Jangka panjang
Sesuai dengan namanya, kerugian modal jangka panjang adalah kerugian yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Durasi ini dihitung sejak Anda membeli properti investasi hingga Anda menjual properti investasi tersebut.
Umumnya, kerugian ini terjadi setelah lebih dari satu tahun investasi.
Misalnya, Anda memiliki investasi properti senilai Rp 850 juta. Dua tahun kemudian, Anda terpaksa menjualnya dengan harga kurang dari yang Anda bayarkan.
Nah, inilah saat Anda mengalami capital loss jangka panjang.
#2. Jangka pendek
Capital loss jangka pendek adalah kerugian yang terjadi dalam waktu singkat.
Biasanya, durasi yang diharapkan kurang dari satu tahun. Bahkan, kehilangan ini juga bisa dialami selama beberapa hari lho.
Misalnya, Anda memiliki investasi saham sebesar Rp 15 juta. Tiga bulan kemudian, Anda memutuskan untuk menjual saham tersebut karena nilainya terus turun.
Akibatnya, Anda terpaksa mengalami kerugian modal jangka pendek.
Bagaimana Cara Menghitung Capital Loss?
Cara menghitung capital loss sebenarnya tidak sulit. Anda hanya perlu mengetahui harga beli dan jual kendaraan investasi Anda.
Berikut rumus lengkapnya:
- Capital loss = harga jual – harga beli
Anda bisa mencoba mempraktekkan rumus di atas dengan contoh soal berikut ini.
Bu Tasya membeli 10 lot saham perusahaan X dengan total harga Rp 15 juta.
Setelah enam bulan, dia merasa nilai investasinya tidak kunjung tumbuh. Di sisi lain, nilai investasi sahamnya terus merosot.
Oleh karena itu, Bu Tasya akhirnya memutuskan untuk menjual saham tersebut. Ia berhasil menjualnya seharga Rp. 12 juta.
Jadi, perhitungan kerugian Bu Tasya adalah:
- Capital loss = 12 juta – 15 juta = -3 juta
Sehingga, Ibu Tasya mengalami capital loss sebesar Rp 3 juta dari investasinya di saham.
Capital loss adalah fenomena alam dalam dunia investasi. Jadi, Anda tidak perlu panik jika suatu saat mengalaminya.
Anda tetap bisa mendapatkan keuntungan jika menerapkan strategi investasi yang tepat.
Baca juga: Apa itu cut loss saham?
Tips Menghindari Capital Loss
Anda tetap bisa menghindari dan meminimalisir resiko capital loss investasi agar dampak kerugian tidak terlalu besar. Nah, ada tips yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
#1. Perhatikan Performa Fundamental Perusahaan
Bagi Anda yang merupakan investor pemula dan tertarik untuk berinvestasi saham, penting bagi Anda untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi perusahaan penerbit saham yang akan Anda beli.
Coba cek apakah emiten sedang berkembang menuju ekspansi yang menguntungkan atau tidak. Perhatikan juga kinerja fundamentalnya, apakah berpotensi meningkatkan nilai saham di masa mendatang atau tidak.
Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan mencari tahu semua informasi perusahaan, termasuk menganalisis laporan keuangannya dan kinerjanya di pasar.
Perusahaan yang telah melakukan Initial Public Offering (IPO) memang diwajibkan untuk memperbaharui laporan keuangannya secara terbuka bagi para investornya. Jadi, nantinya Anda bisa terhindar dari resiko kerugian.
#2. Mengabaikan Rumor
Di era revolusi industri seperti saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Bahkan tidak sedikit yang menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan pesaing, sehingga mengada-ada. Saat berinvestasi, Anda tidak boleh terpengaruh oleh rumor.
Pasalnya, rumor tersebut bisa bersifat provokatif dan bisa mendorong Anda sebagai investor untuk segera membeli atau menjual aset Anda secara gegabah tanpa pertimbangan apapun.
Dengan mempercayai rumor, Anda berisiko kehilangan nilai investasi. Coba abaikan rumor yang beredar dan pertimbangkan matang-matang saat ingin membeli dan menjual aset investasi Anda.
#3. Memakai Stop Loss Order
Stop loss adalah salah satu cara yang tepat untuk digunakan dalam berinvestasi. Dengan stop loss, Anda bisa membiarkan profit terus bertambah namun tetap membatasi kerugian. Ambang batas stop loss sendiri merupakan batas toleransi kerugian yang ditetapkan oleh nilai investasi.
Misalnya, Anda menetapkan batas stop loss sebesar 15%. Ketika kerugian mencapai kisaran ini, Anda harus segera menjual investasi Anda untuk menghindari capital loss yang lebih besar. Namun, Anda harus memahami waktu yang tepat untuk menggunakan strategi ini.
#4. Diversifikasi Investasi
Satu lagi tips yang bisa Anda lakukan untuk menghindari capital loss adalah dengan melakukan diversifikasi investasi. Dengan melakukan diversifikasi ini, ketika salah satu instrumen investasi yang Anda miliki jatuh nilainya, Anda tidak mengalami kerugian yang besar.
Baca juga: Apa itu buyback saham
Apa Penyebab Capital Loss?
Capital loss terjadi ketika seorang investor menjual aset kurang dari harga beli. Ada beberapa potensi penyebab capital loss, termasuk:
Kemerosotan ekonomi atau kehancuran pasar dapat menyebabkan penurunan nilai aset, yang mengakibatkan hilangnya modal bagi investor.
Kinerja keuangan yang buruk, pergantian manajemen, atau berita negatif tentang suatu perusahaan dapat menyebabkan harga sahamnya jatuh, mengakibatkan hilangnya modal bagi investor yang memiliki saham perusahaan tersebut.
Membeli aset dengan harga melambung dan kemudian mengalami koreksi pasar dapat mengakibatkan hilangnya modal.
Menggunakan leverage (meminjam uang untuk berinvestasi) meningkatkan potensi capital loss, karena dana pinjaman harus dilunasi terlepas dari pengembalian investasi.
Menempatkan semua modal Anda ke dalam satu aset atau sektor adalah langkah yang berisiko karena dapat mengakibatkan kerugian total jika aset atau sektor tertentu tersebut memburuk.
Kurangnya penelitian dan analisis menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi juga dapat menyebabkan hilangnya modal.
Diversifikasi membantu mengurangi risiko sambil mengingat bahwa kehilangan modal adalah bagian dari permainan dan seseorang dapat membeli aset yang lebih murah.
Contoh Capital Loss di Pasar Saham
Menempatkan semua modal Anda ke dalam satu aset atau sektor adalah langkah yang berisiko karena dapat mengakibatkan kerugian total jika aset atau sektor tertentu tersebut memburuk.
Kurangnya penelitian dan analisis menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi juga dapat menyebabkan hilangnya modal.
Diversifikasi membantu mengurangi risiko sambil mengingat bahwa kehilangan modal adalah bagian dari permainan dan seseorang dapat membeli aset yang lebih murah.
Kesimpulan
Investor mengalami capital loss ketika nilai aset investasinya menurun. Kerugian ini terjadi ketika harga jual suatu aset lebih kecil dari harga belinya. Selisih antara kedua harga inilah yang menyebabkan capital loss.
Tetapi Anda tidak dapat mengalami capital loss sampai aset investasi tersebut dijual atau masih diharapkan. Kerugian ini hanya terjadi dalam keadaan itu.
Benar, sejatinya investasi tidak selalu berjalan mulus dan banyak investor yang tidak ingin mengalami capital loss.
Selama seorang investor dapat berinvestasi dengan cermat dan teliti untuk meminimalisir terjadinya capital loss, pasti ada yang namanya capital loss dalam melakukan investasi.
Untuk memaksimalkan keuntungan Anda, sangat penting untuk berinvestasi secara konsisten. Jangan abaikan penerapan strategi unik yang akan memastikan peningkatan keuntungan Anda secara terus-menerus.
Berinvestasi menawarkan segudang ilmu dengan tips dan trik untuk dipelajari.
Dengan pengetahuan yang cukup, Anda memiliki kemampuan untuk berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan Anda.